Pages

clock

calendar


Riasa Rizky. Powered by Blogger.

Total Pageviews

Monday, 16 November 2015

Analyzing of Paris Attacks



Dunia kembali digemparkan oleh serangan teroris di Paris, Perancis. Diduga aksi teror tersebut dilakukan oleh sekelompok ISIS. ISIS (Islamic State Iraq and Syria) sendiri merupakan sebuah kelompok radikal yang awal terbentuknya di Iraq dan melakukan penyebaran samapai ke Syria. Kelompok ini mengugkapkan ingin mendirikan negara Islam dan melakukan aksi kekerasan untuk mencapai tujuan mereka. Berbagai media mengungkapkan mengenai aksi teror tersebut dan memakan korban lebih dari 150 korban. Berbagai statemen tersaji di berbagai media mulai dari statemen dari Presiden Perancis sendiri sampai Presiden dari berbagai negara dan tak luput juga komentar datang dari berbagai para analis. Menarik ketika mendengar serangan teror ke II di tahun ini setelah serangan teror Charlie Hebdo yang terjadi hanya terjadi selangan bulan, lebih tepatnya pada bulan Januari. Apa yang terjadi di Perancis membuat Rasa penasaran penulis untuk menemukan apa motif dibalik serangan tersebut dan kenapa dari negara-negara yang tergabung untuk meredam ISIS, sejauh ini hanya Perancis yang di teror.

Jika membicarakan fenomena yang terjadi sekarang tidak bisa dilepaskan dari fakta sejarah. Karena sejarah akan tetap berulang. Untuk menganalisis serangan teror Perancis, kali ini akan mengemukakan mengenai sejarah hubungan antara Perancis dan muslim dan juga seperti apa warga Prancis jika dilihat melalui sejarah nenek moyangnya.

Pada tahun 1095 terjadi peperangan di Clermont, Perancis. Eropa pada abad ke-11 dipimpin oleh gereja yang mencengkram erat hati dan pikiran rakyat, kekuasaan ini memungkinkan Paus Urban II untuk memerangi khalifah muslim dan perang suci yang dia sebut “perang salib”  untuk merebut kembali Yerusalem, yang telah berada dibawah pemerintahanumat muslim sejak tahun 637. Tetapi pada tahun 1099 pemerintahan ini diakhiri dengan perang berdarah dan tiba-tiba. Atas nama kaum salib kaum wanita diperkosa dan dibunuh. Anak-anak dibunuh dengan pedang. Dan dikatakan bahwa darah mengalir dijalanan sampai batas lutut kuda. Ditanah penuh pertumpahan darah dan teror ini muncul, sekelompok pria yang tidak akan pernah berhenti untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tak peduli apapun harganya.

20 tahun sesudah Yerusalem direbut, “kubah batu” (masjid al shakrah) dirampas oleh sekelompok prajurit biarawan. Yang menyebut diri mereka “ksatria kuil sulaiman” atau disebut juga “kstaria kuil” atau lebih dikenal dengan sebutan “knight templar”. Di Yerusalam para ksatria kuil sangat menyimpang jauh dari praktek ajaran-ajaran kristen. Mereka mempelajari seni-seni rahasia “kabbalah” yang merupakan bentuk kuno ilmu sihir yahudi, bersama upacara dan ritual-ritual gelapnya. Kaum yahudi mempelajari ilmu tersebut dari para penyembah berhala Mesir kuno, selama perbudakan oleh Fir’aun, dan mengembangkanya di Babilonia pada masa Raja Nebukadnazer.
Knight Templar


Pada tahun 1307 raja Perancis saat itu, Raja Philip menangkap para ksatria dengan tuduhan, mengingkari Yesus, homosexual dan penyembah berhala dan ilmu sihir. Pada tahun 1314 Paus Clemet V, mengumumkan bahwa semua ksatria kuil kafir bagi agama kristen dan mengumumkan semua yang mereka miliki disita. Pemimpin mereka Jack the Molay ditangkap dan dibakar hidup-hidup. Para ksatria terpojok dan pada saat mereka terlihat telah berakhir untuk selamanya. Mereka berusaha mencari tempat pelarian. Seberkas harapan cahaya muncul dari kehancuran yang pasti. Mereka menemukan tempat berlindung yang aman, sekaligus sekutu, tapi bukan di Pernacis. Kenyataanya negara yang putus asa dalam perjuangan kemerdekaanya melawan Inggris. Negara Skotlandia.

Bagi sebagain warga Skotlandia harapan telah mati bersamaan dengan matinya William Wallace. Bagaimanapun, bagi raja Skotlandia, Roberth the Bruce yang kedatangan “ksatria kuil” memberikan senjata Baru. Pengalam mereka selama 200 tahun melawan tentara Islam yang kuat telah menjadikan mereka ahli dalam peperangan dan pertempuran dan tandingan yang melebihi tentara manapun yang dihadapi mereka.

Pada tahun 1314 “ksatria kuil bersekutu dengan Roberth the Bruce dan tentaranya. Datang ke lapangan Ballack Burn untuk berperang, yang telah lama dinantikan melawan Inggris. Pengorbanan tentara Roberth the Bruce terbayar. 25.000 tentara Inggris yang kuat, menderita kekalahan yang memalukan melawan 6.500 tentara. Mimpi akan kemerdekaan Skotlandia akhirnya terwujud dan para ksatria kuil telah menyelamatkan mereka dari jurang kehancuran. Dan tidak akan pernah lagi membiarkan diri mereka untuk dihancurkan. Kali ini mereka merasa menguasai negara dengan mengendalikan rajanya. Dan mereka harus melindungi gerakan rahasia mereka,”ksatria kuil harus mati” atau lebih tepatnya “nama” itu harus mati.

Para ksatria templar yang melarikan diri dari Eropa, akhirnya beristirahat di kapel Rosselyn, Skotlandia. Yang masih berdiri hingga saat ini sebagai tanda kehadiran mereka di Britania Raya. Keturunan mereka menjadi penguasa Skotlandia yang sebenarnya. Pada tahun 1603, kematian Ratu Elizabeth meninggal tanpa mempunya pewaris untuk tahtanya dari keturunanya. Berdasarkan silsilah keturunan, Raja James V dari Skotlandia menjadi Raja Inggris. Dengan begitu Skotlandia dan Inggris membentuk satu kerajaan baru dan kekuasaan ksatria kuil terhadap Skotlandia melebar. Memberikan mereka pegangan erat untuk seluruh Britania Raya.

Dalam buku Perang Eropa karya P.K Ojong, yang mengisahkan sejarah peerangan termasuk Perang Dunia I dan Perang Dunia ke II, menyebutkan bahwa saat perancis di permalukan oleh Jerman pada Perang Dunia I, negara yang selalu membantu Perancis adalah Inggris, tidak mengherankan karena darah orang-orang Perancis telah mengalir dalam warga Inggris, pemimpin mereka pun tidak lain keturunan Perancis.
Selama lebih dari 100 tahun para ksatria kuil menyembunyikan aktivitasnya, menghilang ke balik layar sehingga mereka tidak dikenang dan tidak diingat. Bagaimanapun mereka tidak melepaskan cengkraman eratnya terhadap Britania Raya. Setiap waktu mereka merencanakan, bersatu dan menyusup pada posisi-posisi kekuasaan. Disetiap sudut kerajaan. Pada tahun 1717 mereka melakukan kemunculan lagi di Eropa. Mereka telah berkembang dengan jumlah dan kekuatan dan sekarang menggunakan identitas baru, yang bebas dari reputasi mereka. Dan diberikan oleh para raja dan bagsawan Inggris dan nama yang mereka pilih adalah nama yang telah diketauhi banyak orang. Tapi hanya dimengerti oleh sedikit orang. Nama baru ini “The Freemason”.

Para tentara ksatria kuil tersebut setelah berubah menjadi kumpulan Freemason kembali merebut kampung halaman mereka, yaitu Perancis. Di negara yang terkenal dengan menara Eifel ini mereka terus berkembang dan menjadikan mereka sebagai kelompok yang ingin menjadikan dunia menjadi satu komando dan menjadikan tatanan dunia baru “new world order”.  Demikian sejarah hubungan antara Muslim dan warga Perancis yang pernah melakukukan peperangan yang besar dan banyak menewaskan masyarakat muslim, yaitu perang salib. Disamping itu sekelompok orang Perancis yang terbentuk dalam ksatria kuil merupakan cikap bakal terbentuknya Freemason yang sangat memusuhi umat Islam.

Apa yang terjadi di Perancis saat ini yaitu teror yang dilakukan oleh ISIS adalah upaya negara-negara Perancis dan sekutunya untuk memberikan kesan yang buruk terhadap muslim. Propaganda hal itulah yang terus dilakukan agar umat muslim terdesak dan tidak dapat berkutik selain mengikuti apa yang mereka perintahkan. Tujuan mereka yang ingin menguasai dunia dan menjadikan tatanan dunia baru sangat berbeda dengan apa yang diyakini oleh umat muslim. Tidak berbeda denga ribuan tahun yang lalu muslim merupakan musuh terbesar umat yahudi. Propaganda akan terus dilakukan sampai seluruh umat muslim kehilangan identitas mereka. Dan sampai tujuan mereka tercapai.

Faktorlain yang membuat Prancis gencanr melakukan propaganda adalah, Fakta yang lebih menarik keberadaan umat Muslim di Perancis. Banyak imigran yang berdatangan dari berbagai negara Asia dan Afrika ke negara Perancis, karena Perancis adalah salah satu tujuan warga pencari suaka. Jarak yang hanya terpisah laut memudahkan mereka untuk langsung dapat berlabuh ke Perancis. sampin itu banyak negara-negara Afrika yang pernah di jajah oleh Perancis, ketika penjajahan tersebut Perancis mencoba untuk menjadikan negara-negara tersebut termasuk dalam wilayah Perancis. salah satu nya adalah Aljazair. saat menjajah negara ini, Perancis berusaha mengganti bahasa Arab menjadi bahasa Perancis, oleh sebab itu negara-negara imigran Afrika yang datang di negara Perancis tidak akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. 

Europian Map

          Jika dilihat dalam peta, negara-negara Asia merupakan negara yang berkembang dan Afrika yang penuh konflik. Denga situasi politik dan ekonomi yang membuat warga kurang nyaman, menuntut mereka untuk meninggalkan negara mereka untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Para imigran biasanya datang dari negara Timur Tenggah, Syria, Libya, Aljazair dll, yang pada kenyataanya mayoritas penduduknya adalah muslim. Dengan imigran yang masuk ini apa yang terjadi ? muslim pun terus berkembang di Perancis.

Menurut Harian New York Times pada tahun 2013, jumlah orang Perancis yang pindah agama (ke Islam) di Perancis semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut pejabat Kementerian Dalam Negeri Prancis yang menangani masalah isu-isu agama, Bernard Godard mengungkapkan Fenomena meningkatnya umat muslim sangat mengesankan, terutama sejak tahun 2000. Jumlah warga Prancis yang memeluk Islam per tahunnya mencapai 150 juta orang. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat selama 25 tahun terakhir. Jumlah Muslim Prancis diperkirakan enam juta jiwa, sekitar 100 ribu orang di antaranya merupakan mualaf. Jumlahnya memang meningkat. Bandingkan dengan tahun 1986 silam, hanya ada sekitar 50 ribu mualaf. Sementara itu, menurut versi asosiasi Muslim, jumlah mualaf mencapai 200 ribu orang. Asosiasi menyebutkan alasan di balik peningkatan itu ada semacam perubahan besar yang mendorong konversi tersebut. Namun, tidak dijelaskan perubahan besar apa yang dimaksud. Menurut situs yang berbeda, Republika.com Saat ini, jumlah penganut agama Islam di Prancis mencapai tujuh juta jiwa. Dengan jumlah tersebut, Prancis menjadi negara dengan pemeluk Islam terbesar di Eropa. Menyusul kemudian negara Jerman sekitar empat juta jiwa dan Inggris sekitar tiga juta jiwa. Hal ini diperkuat dengan situs time.com yang juga menyebutkan bahwa jumlah muslim di Perancis terbilang paling banyak diantara negara-negara Eropa barat lain.

Dengan pertumbuhan umat muslim yang terus berkembang ini, tentunya ada rasa kekhawatrian sendiri terhadap sekolompok orang yang tidak menginginkan agar Islam tumbuh. Mereka akan melakukan apapun untuk mencegah pertumbuhan umat Islam. Propaganda adalah hal yang mereka lakukan untuk saat ini, sehingga masyarakat pun akan merasakan yang namanya islamphobia, dimana timbul rasa benci terhadap umat muslim. Propaganda yang Perancis lakukan telah berlangsung sejak lama. Dikutip pada buku Ketika Barat Memfitnah Islam karya Dr. Lathifah Ibrahim Khaidar menyebutkan bahwa pada bulan Mei 1995 dalam edisi istimewa majalah newsweek mengkhususkan sejumlah halaman untuk sebuah artikel dengan judul yang terseksan sebagai per-ingatan “Eropa yang Muslim”. Majalah ini meniupkan kecemasan dikalangan orang orang Eropa Barat terhadap kaum muslimin. Artikel ini mempertanyakan masa depan Eropa bersamaan dengan meningkatnya jumlah kaum muslim dan dampak yang ditimbulkanya berupa perubahan cara hidup di Eropa. Pada tahun tersebut jumlah muslim di Perancis terdapat empat juta orang. majalah ini sengaja mengingatkan Eropa tentang perang salib.

Takut. merupakan perasaan yang dirasakan oleh orang-orang Perancis disaat mengetahui perkembangan umat muslim di negaranya. hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu dari faktor politik, ekonomi dan demografi. dari faktor politik, jika umat muslim tumbuh dan berkembang di Perancis maka akan timbul kekhawatiran umat Islam akan menguasai Perancis dan mengendalikan Perancis, dimulai dari aktivis atau pegawai politik yang lama kelamaan akan merambah menjadi penguasa. jika pemimpinnya muslim maka peraturan yang ditetapkan tidak akan jauh dari aturan-aturan Islam. Hal itulah yang paling ditakuti oleh negara-negara barat. faktor kedua adalah ekonomi, dengan berkembangnya umat muslim di Perancis besar kemungkinan roda penggerak ekonomi adalah masyarakat muslim. hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, contohnya dengan mendirikan organisasi atau komunitas berbasiskan ekonomi mereka dapat menyaingi produk-produk Perancis jika kamunitas dan organisasi tersebut dapat berkembang dengan banyaknya masyarakat muslim, pasti mereka lebih mendukung produk muslim itu sendiri, karena dalam beberapa produk muslim harus menghasilkan produk dengan standarisasi tertentu seperti halalnya produk makanan. selain itu banyak imigran yang datang ke Perancis datang sebagai buruh atau pekerja kasar. buruh yang datang dari daerah Asia dan Afrika akan mematok standar upah yang lebih rendah dari warga Eropa. hal ini  akan meninmbulkan kesenjangan dan dapat meningkatkan pengangguran pada warga Perancis. faktor yang terakhir adalah faktor demografi, dimana para imigran yang datang akan menimbulkan dampak pada masyarakat Perancis sendiri, seperti terjadinya asimilasi dan akulturasi. selain itu masyarakat Perancis dapat terdesak dengan kedatangan para imigran tersebut. faktor-faktor itulah yang membuat Perancis untuk menekan perkembangan  perancis agar tidak berkembang dan terus mendoktrin dengan islamphobia.

Terdapat banyak sekali aksi propaganda yang dilakukan Perancis, dan terus dilakukan sampai saat ini. Jika pada tahun 1995 Perancis sudah melakukan propaganda dengan menerbitkan majalah yang berisikan propaganda umat muslim dan saat itu umat muslim masih sangat minoritas, maka pada tahun 2015 propaganda yang dilaukuna Perancis lebih keras karena menyadari pertumbuhan Muslim yang pesat di negaranya. Dengan melakukan aksi-aksi seperti mengkambing hitamkan ISIS agar islamphobia terus meningkat di Perancis. Sampai kapanpun negara-negara barat tidak menginginkan Islam berkembang dan tumbuh apalagi jika umat Islam terus bertumbuh di negara-negara mereka. Motif aksi teror yang dilakukan perancis adalah propaganda! 

Hal yang lebih meyakinkan penulis bahwa aksi teror Perancis merupakan aksi propaganda adalah dengan begitu cepatnya berita yang meluas, menjadi topik yang banyak di bicarakan baik dari media elektronik maupun media cetak. Faktanya adalah berbagai saluran media merupakan milik barat, mereka bisa dengan bebas menyebar berita ke seluruh penjuru dunia dan disiarkan dalam berbagai bahasa, meyakinkan para pendengar maupun pembaca akan apa yang mereka katakan itu benar dan menarik simpati seluruh dunia. Berbagai negara pun berkabung dan berbela sungkawa atas apa yang terjadi di perancis, mereka sengaja menyalakan lampu gedung-gedung ternama mereka dengan bendera Perancis. Namun ketika peristiwa konflik yang lebih mengenaskan yang melanda negara-negara islam lainya, bahkan di Palestina itu sudah seperti kejahatan genosida atau pemusnahan etnis. Namun kejahatan tersebut tidak banyak di siarkan. bahkan negara-negara barat tetap mengklaim bahwa masyarakat Palestina adalah teroris.

Balai Kota San Fransisko, California, AS.



Puncak Menara WTO

Gedung Opera, Sedney, Australia

Gedung Senat, Mexico City

Tidak sampai situ, negara Barat membantu Perancis untuk menyebarkan Propaganda anti Islam pada seluruh dunia. Selain media cetak dan media elektronik, media yang terbaru adalah media online. Media online sangat digemari dan penyebaranya lebih cepat dan lebih meluas. Salah satu media paling banyak memiliki pengguna aktif adalah facebook, media yang pendirinya orang yahudi ini dengan senang hati membatu negara-negara barat untuk menyebarkan propaganda. Terbukti dengan aplikasi yang langsung dibuat oleh Mark Zukerberk adalah aksi simpati untuk paris, perancis. Dimana para pengguna facebook dapat mengganti foto profil mereka dengan latar bendera Perancis sebagai aksi simpati atas apa yang terjadi. Aplikasi ini memang tidak terlalu terkenal di Indonesia dan jika dilihat tidak banyak orang Indonesia yang mengetahui. Namun, dalam account facebook penulis yang terdapat beberapa teman dari luar Indonesia, banyak menggunakan aplikasi ini. 




                                 


Penulis pun mencoba berdiskusi dengan salah seorang teman yang berasal dari Pakistan, yang kita tahu bahwa Pakistan negara dengan mayoritas muslim. Orang ini menceritakan bahwa banyak orang-orang Pakistan yang mengganti profil picture mereka dengan latar belakang bendera Perancis. Dia juga mengalami keresahan yang sama, mengenai aplikasi yang terlihat aneh tersebut, karena dia berfikir bahwa si pendiri Facebook, Mark Zukerberk membuat aplikasi seperti ini saat Perancis dilanda teror dan menewaskan lebih dari 150 korban. Sedangkan banyak korban teror berjatuhan dan lebih mengenaskan di wilayah timur tenggah dan wilayah Asia lainya. Mereka mengalami teror setiap hari, nyawa mereka dapat terancam sewaktu-waktu. Dan pendiri Facebook tidak membuat aplikasi apapun untuk itu. Dalam menyebarkan propaganda, media sangat bereperan penting, media dapat merubah pola pikir masyarakat hanya dalam hitungan menit bahkan detik! Media merupakan sebuah ancaman yang besar. Selayaknya umat muslim harus jeli menerima informasi. 

Dua hari setelah penyerangan yang dilakukan ISIS di perancis membuat Perancis melakukan serangan balik di Raqqa ibu kota Syiria dimana tempat ISIS melakukan latihan militer. Perancis mengerahkan serangan udara dengan menerbangkan 12 pesawat dan 10 diantaranya adalah pesawat tempur, dan menjatuhkan 10 bom. namun seberapa banyak masyarakat atau[u  tokoh yang membahas masalah tersebut.berbagai media pun seperti bungkam atas apa yang menimpa Syiria setelah Perancis menyerang ibu kotanya.

 Apa yang dilakukan oleh Mark Zukerberk menimbulkan pertanyaan, apakah yang ia lakukan dengan membuat aplikasi facebook seperti itu memiliki tujuan tertentu? jika memang ia peduli terhadap korban teror mengapa hanya membuat aplikasi untuk Perancis, sedangkan banyak negara-negara yang mengalami aksi teror yang lebih kejam dan lebih banyak memakan korban? Sedangkan banyak orang paham bahwa Perancis memiliki moto yaitu liberte, egalite, frtanite “kebebasan, persamaan dan persaudraan” dengan fenomena yang terjadi di Perancis dan apa yang negara ini lakukan terhadap umat muslim, masihkan moto ini relevan?Wallahu A’lamu bish Shawab.

Read more...
separador

pict

pict

pict

pict

Followers

Translate