Dunia kembali digemparkan oleh
serangan teroris di Paris, Perancis. Diduga aksi teror tersebut dilakukan oleh
sekelompok ISIS. ISIS (Islamic State Iraq
and Syria) sendiri merupakan sebuah kelompok radikal yang awal terbentuknya
di Iraq dan melakukan penyebaran samapai ke Syria. Kelompok ini mengugkapkan
ingin mendirikan negara Islam dan melakukan aksi kekerasan untuk mencapai
tujuan mereka. Berbagai media mengungkapkan mengenai aksi teror tersebut dan
memakan korban lebih dari 150 korban. Berbagai statemen tersaji di berbagai
media mulai dari statemen dari Presiden Perancis sendiri sampai Presiden dari
berbagai negara dan tak luput juga komentar datang dari berbagai para analis. Menarik
ketika mendengar serangan teror ke II di tahun ini setelah serangan teror
Charlie Hebdo yang terjadi hanya terjadi selangan bulan, lebih tepatnya pada
bulan Januari. Apa yang terjadi di Perancis membuat Rasa penasaran penulis
untuk menemukan apa motif dibalik serangan tersebut dan kenapa dari
negara-negara yang tergabung untuk meredam ISIS, sejauh ini hanya Perancis yang
di teror.
Jika membicarakan fenomena yang
terjadi sekarang tidak bisa dilepaskan dari fakta sejarah. Karena sejarah akan
tetap berulang. Untuk menganalisis serangan teror Perancis, kali ini akan
mengemukakan mengenai sejarah hubungan antara Perancis dan muslim dan juga
seperti apa warga Prancis jika dilihat melalui sejarah nenek moyangnya.
Pada tahun 1095 terjadi
peperangan di Clermont, Perancis. Eropa pada abad ke-11 dipimpin oleh gereja
yang mencengkram erat hati dan pikiran rakyat, kekuasaan ini memungkinkan Paus
Urban II untuk memerangi khalifah muslim dan perang suci yang dia sebut “perang
salib” untuk merebut kembali Yerusalem,
yang telah berada dibawah pemerintahanumat muslim sejak tahun 637. Tetapi pada
tahun 1099 pemerintahan ini diakhiri dengan perang berdarah dan tiba-tiba. Atas
nama kaum salib kaum wanita diperkosa dan dibunuh. Anak-anak dibunuh dengan
pedang. Dan dikatakan bahwa darah mengalir dijalanan sampai batas lutut kuda.
Ditanah penuh pertumpahan darah dan teror ini muncul, sekelompok pria yang
tidak akan pernah berhenti untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tak
peduli apapun harganya.
20 tahun sesudah Yerusalem
direbut, “kubah batu” (masjid al shakrah) dirampas oleh sekelompok prajurit
biarawan. Yang menyebut diri mereka “ksatria kuil sulaiman” atau disebut juga
“kstaria kuil” atau lebih dikenal dengan sebutan “knight templar”. Di Yerusalam para ksatria kuil sangat menyimpang
jauh dari praktek ajaran-ajaran kristen. Mereka mempelajari seni-seni rahasia
“kabbalah” yang merupakan bentuk kuno ilmu sihir yahudi, bersama upacara dan
ritual-ritual gelapnya. Kaum yahudi mempelajari ilmu tersebut dari para
penyembah berhala Mesir kuno, selama perbudakan oleh Fir’aun, dan
mengembangkanya di Babilonia pada masa Raja Nebukadnazer.
Knight Templar |
Pada tahun 1307 raja Perancis
saat itu, Raja Philip menangkap para ksatria dengan tuduhan, mengingkari Yesus,
homosexual dan penyembah berhala dan ilmu sihir. Pada tahun 1314 Paus Clemet V,
mengumumkan bahwa semua ksatria kuil kafir bagi agama kristen dan mengumumkan
semua yang mereka miliki disita. Pemimpin mereka Jack the Molay ditangkap dan
dibakar hidup-hidup. Para ksatria terpojok dan pada saat mereka terlihat telah
berakhir untuk selamanya. Mereka berusaha mencari tempat pelarian. Seberkas
harapan cahaya muncul dari kehancuran yang pasti. Mereka menemukan tempat
berlindung yang aman, sekaligus sekutu, tapi bukan di Pernacis. Kenyataanya
negara yang putus asa dalam perjuangan kemerdekaanya melawan Inggris. Negara
Skotlandia.
Bagi sebagain warga Skotlandia
harapan telah mati bersamaan dengan matinya William Wallace. Bagaimanapun, bagi
raja Skotlandia, Roberth the Bruce yang kedatangan “ksatria kuil” memberikan
senjata Baru. Pengalam mereka selama 200 tahun melawan tentara Islam yang kuat
telah menjadikan mereka ahli dalam peperangan dan pertempuran dan tandingan
yang melebihi tentara manapun yang dihadapi mereka.
Pada tahun 1314 “ksatria kuil
bersekutu dengan Roberth the Bruce dan tentaranya. Datang ke lapangan Ballack
Burn untuk berperang, yang telah lama dinantikan melawan Inggris. Pengorbanan
tentara Roberth the Bruce terbayar. 25.000 tentara Inggris yang kuat, menderita
kekalahan yang memalukan melawan 6.500 tentara. Mimpi akan kemerdekaan
Skotlandia akhirnya terwujud dan para ksatria kuil telah menyelamatkan mereka
dari jurang kehancuran. Dan tidak akan pernah lagi membiarkan diri mereka untuk
dihancurkan. Kali ini mereka merasa menguasai negara dengan mengendalikan
rajanya. Dan mereka harus melindungi gerakan rahasia mereka,”ksatria kuil harus
mati” atau lebih tepatnya “nama” itu harus mati.
Para ksatria templar yang
melarikan diri dari Eropa, akhirnya beristirahat di kapel Rosselyn, Skotlandia.
Yang masih berdiri hingga saat ini sebagai tanda kehadiran mereka di Britania
Raya. Keturunan mereka menjadi penguasa Skotlandia yang sebenarnya. Pada tahun
1603, kematian Ratu Elizabeth meninggal tanpa mempunya pewaris untuk tahtanya
dari keturunanya. Berdasarkan silsilah keturunan, Raja James V dari Skotlandia
menjadi Raja Inggris. Dengan begitu Skotlandia dan Inggris membentuk satu
kerajaan baru dan kekuasaan ksatria kuil terhadap Skotlandia melebar.
Memberikan mereka pegangan erat untuk seluruh Britania Raya.
Dalam buku Perang Eropa karya
P.K Ojong, yang mengisahkan sejarah peerangan termasuk Perang Dunia I dan
Perang Dunia ke II, menyebutkan bahwa saat perancis di permalukan oleh Jerman
pada Perang Dunia I, negara yang selalu membantu Perancis adalah Inggris, tidak
mengherankan karena darah orang-orang Perancis telah mengalir dalam warga Inggris,
pemimpin mereka pun tidak lain keturunan Perancis.
Selama lebih dari 100 tahun
para ksatria kuil menyembunyikan aktivitasnya, menghilang ke balik layar
sehingga mereka tidak dikenang dan tidak diingat. Bagaimanapun mereka tidak
melepaskan cengkraman eratnya terhadap Britania Raya. Setiap waktu mereka
merencanakan, bersatu dan menyusup pada posisi-posisi kekuasaan. Disetiap sudut
kerajaan. Pada tahun 1717 mereka melakukan kemunculan lagi di Eropa. Mereka
telah berkembang dengan jumlah dan kekuatan dan sekarang menggunakan identitas
baru, yang bebas dari reputasi mereka. Dan diberikan oleh para raja dan
bagsawan Inggris dan nama yang mereka pilih adalah nama yang telah diketauhi
banyak orang. Tapi hanya dimengerti oleh sedikit orang. Nama baru ini “The
Freemason”.
Para tentara ksatria kuil
tersebut setelah berubah menjadi kumpulan Freemason kembali merebut kampung halaman
mereka, yaitu Perancis. Di negara yang terkenal dengan menara Eifel ini mereka
terus berkembang dan menjadikan mereka sebagai kelompok yang ingin menjadikan
dunia menjadi satu komando dan menjadikan tatanan dunia baru “new world order”. Demikian sejarah hubungan antara Muslim dan
warga Perancis yang pernah melakukukan peperangan yang besar dan banyak menewaskan
masyarakat muslim, yaitu perang salib. Disamping itu sekelompok orang Perancis yang
terbentuk dalam ksatria kuil merupakan cikap bakal terbentuknya Freemason yang
sangat memusuhi umat Islam.
Apa yang terjadi di Perancis
saat ini yaitu teror yang dilakukan oleh ISIS adalah upaya negara-negara
Perancis dan sekutunya untuk memberikan kesan yang buruk terhadap muslim. Propaganda
hal itulah yang terus dilakukan agar umat muslim terdesak dan tidak dapat
berkutik selain mengikuti apa yang mereka perintahkan. Tujuan mereka yang ingin
menguasai dunia dan menjadikan tatanan dunia baru sangat berbeda dengan apa
yang diyakini oleh umat muslim. Tidak berbeda denga ribuan tahun yang lalu
muslim merupakan musuh terbesar umat yahudi. Propaganda akan terus dilakukan
sampai seluruh umat muslim kehilangan identitas mereka. Dan sampai tujuan
mereka tercapai.
Faktorlain yang membuat Prancis gencanr melakukan propaganda adalah, Fakta yang lebih menarik keberadaan umat Muslim di Perancis. Banyak imigran yang berdatangan dari
berbagai negara Asia dan Afrika ke negara Perancis, karena Perancis adalah
salah satu tujuan warga pencari suaka. Jarak yang hanya terpisah laut
memudahkan mereka untuk langsung dapat berlabuh ke Perancis. sampin itu banyak negara-negara Afrika yang pernah di jajah oleh Perancis, ketika penjajahan tersebut Perancis mencoba untuk menjadikan negara-negara tersebut termasuk dalam wilayah Perancis. salah satu nya adalah Aljazair. saat menjajah negara ini, Perancis berusaha mengganti bahasa Arab menjadi bahasa Perancis, oleh sebab itu negara-negara imigran Afrika yang datang di negara Perancis tidak akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
Europian Map |
Jika
dilihat dalam peta, negara-negara Asia merupakan negara yang berkembang dan
Afrika yang penuh konflik. Denga situasi politik dan ekonomi yang membuat warga
kurang nyaman, menuntut mereka untuk meninggalkan negara mereka untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Para imigran biasanya datang dari negara
Timur Tenggah, Syria, Libya, Aljazair dll, yang pada kenyataanya mayoritas
penduduknya adalah muslim. Dengan imigran yang masuk ini apa yang terjadi ?
muslim pun terus berkembang di Perancis.
Menurut Harian New York Times
pada tahun 2013, jumlah orang Perancis yang pindah agama (ke Islam) di Perancis
semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut pejabat Kementerian Dalam Negeri
Prancis yang menangani masalah isu-isu agama, Bernard Godard mengungkapkan Fenomena
meningkatnya umat muslim sangat mengesankan, terutama sejak tahun 2000. Jumlah
warga Prancis yang memeluk Islam per tahunnya mencapai 150 juta orang. Jumlah
tersebut meningkat dua kali lipat selama 25 tahun terakhir. Jumlah Muslim
Prancis diperkirakan enam juta jiwa, sekitar 100 ribu orang di antaranya
merupakan mualaf. Jumlahnya memang meningkat. Bandingkan dengan tahun 1986
silam, hanya ada sekitar 50 ribu mualaf. Sementara itu, menurut versi asosiasi
Muslim, jumlah mualaf mencapai 200 ribu orang. Asosiasi menyebutkan alasan di
balik peningkatan itu ada semacam perubahan besar yang mendorong konversi
tersebut. Namun, tidak dijelaskan perubahan besar apa yang dimaksud. Menurut situs
yang berbeda, Republika.com Saat ini, jumlah penganut agama Islam di Prancis
mencapai tujuh juta jiwa. Dengan jumlah tersebut, Prancis menjadi negara dengan
pemeluk Islam terbesar di Eropa. Menyusul kemudian negara Jerman sekitar empat
juta jiwa dan Inggris sekitar tiga juta jiwa. Hal ini diperkuat dengan situs
time.com yang juga menyebutkan bahwa jumlah muslim di Perancis terbilang paling
banyak diantara negara-negara Eropa barat lain.
Dengan pertumbuhan umat muslim
yang terus berkembang ini, tentunya ada rasa kekhawatrian sendiri terhadap
sekolompok orang yang tidak menginginkan agar Islam tumbuh. Mereka akan
melakukan apapun untuk mencegah pertumbuhan umat Islam. Propaganda adalah hal
yang mereka lakukan untuk saat ini, sehingga masyarakat pun akan merasakan yang
namanya islamphobia, dimana timbul rasa benci terhadap umat muslim. Propaganda yang
Perancis lakukan telah berlangsung sejak lama. Dikutip pada buku Ketika Barat
Memfitnah Islam karya Dr. Lathifah Ibrahim Khaidar menyebutkan bahwa pada bulan
Mei 1995 dalam edisi istimewa majalah newsweek
mengkhususkan sejumlah halaman untuk sebuah artikel dengan judul yang terseksan
sebagai per-ingatan “Eropa yang Muslim”. Majalah ini meniupkan kecemasan
dikalangan orang orang Eropa Barat terhadap kaum muslimin. Artikel ini mempertanyakan
masa depan Eropa bersamaan dengan meningkatnya jumlah kaum muslim dan dampak
yang ditimbulkanya berupa perubahan cara hidup di Eropa. Pada tahun tersebut
jumlah muslim di Perancis terdapat empat juta orang. majalah ini sengaja
mengingatkan Eropa tentang perang salib.
Takut. merupakan perasaan yang dirasakan oleh orang-orang Perancis disaat mengetahui perkembangan umat muslim di negaranya. hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu dari faktor politik, ekonomi dan demografi. dari faktor politik, jika umat muslim tumbuh dan berkembang di Perancis maka akan timbul kekhawatiran umat Islam akan menguasai Perancis dan mengendalikan Perancis, dimulai dari aktivis atau pegawai politik yang lama kelamaan akan merambah menjadi penguasa. jika pemimpinnya muslim maka peraturan yang ditetapkan tidak akan jauh dari aturan-aturan Islam. Hal itulah yang paling ditakuti oleh negara-negara barat. faktor kedua adalah ekonomi, dengan berkembangnya umat muslim di Perancis besar kemungkinan roda penggerak ekonomi adalah masyarakat muslim. hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, contohnya dengan mendirikan organisasi atau komunitas berbasiskan ekonomi mereka dapat menyaingi produk-produk Perancis jika kamunitas dan organisasi tersebut dapat berkembang dengan banyaknya masyarakat muslim, pasti mereka lebih mendukung produk muslim itu sendiri, karena dalam beberapa produk muslim harus menghasilkan produk dengan standarisasi tertentu seperti halalnya produk makanan. selain itu banyak imigran yang datang ke Perancis datang sebagai buruh atau pekerja kasar. buruh yang datang dari daerah Asia dan Afrika akan mematok standar upah yang lebih rendah dari warga Eropa. hal ini akan meninmbulkan kesenjangan dan dapat meningkatkan pengangguran pada warga Perancis. faktor yang terakhir adalah faktor demografi, dimana para imigran yang datang akan menimbulkan dampak pada masyarakat Perancis sendiri, seperti terjadinya asimilasi dan akulturasi. selain itu masyarakat Perancis dapat terdesak dengan kedatangan para imigran tersebut. faktor-faktor itulah yang membuat Perancis untuk menekan perkembangan perancis agar tidak berkembang dan terus mendoktrin dengan islamphobia.
Takut. merupakan perasaan yang dirasakan oleh orang-orang Perancis disaat mengetahui perkembangan umat muslim di negaranya. hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu dari faktor politik, ekonomi dan demografi. dari faktor politik, jika umat muslim tumbuh dan berkembang di Perancis maka akan timbul kekhawatiran umat Islam akan menguasai Perancis dan mengendalikan Perancis, dimulai dari aktivis atau pegawai politik yang lama kelamaan akan merambah menjadi penguasa. jika pemimpinnya muslim maka peraturan yang ditetapkan tidak akan jauh dari aturan-aturan Islam. Hal itulah yang paling ditakuti oleh negara-negara barat. faktor kedua adalah ekonomi, dengan berkembangnya umat muslim di Perancis besar kemungkinan roda penggerak ekonomi adalah masyarakat muslim. hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, contohnya dengan mendirikan organisasi atau komunitas berbasiskan ekonomi mereka dapat menyaingi produk-produk Perancis jika kamunitas dan organisasi tersebut dapat berkembang dengan banyaknya masyarakat muslim, pasti mereka lebih mendukung produk muslim itu sendiri, karena dalam beberapa produk muslim harus menghasilkan produk dengan standarisasi tertentu seperti halalnya produk makanan. selain itu banyak imigran yang datang ke Perancis datang sebagai buruh atau pekerja kasar. buruh yang datang dari daerah Asia dan Afrika akan mematok standar upah yang lebih rendah dari warga Eropa. hal ini akan meninmbulkan kesenjangan dan dapat meningkatkan pengangguran pada warga Perancis. faktor yang terakhir adalah faktor demografi, dimana para imigran yang datang akan menimbulkan dampak pada masyarakat Perancis sendiri, seperti terjadinya asimilasi dan akulturasi. selain itu masyarakat Perancis dapat terdesak dengan kedatangan para imigran tersebut. faktor-faktor itulah yang membuat Perancis untuk menekan perkembangan perancis agar tidak berkembang dan terus mendoktrin dengan islamphobia.
Terdapat banyak sekali aksi propaganda yang dilakukan
Perancis, dan terus dilakukan sampai saat ini. Jika pada
tahun 1995 Perancis sudah melakukan propaganda dengan menerbitkan majalah yang
berisikan propaganda umat muslim dan saat itu umat muslim masih sangat minoritas,
maka pada tahun 2015 propaganda yang dilaukuna Perancis lebih keras karena
menyadari pertumbuhan Muslim yang pesat di negaranya. Dengan melakukan
aksi-aksi seperti mengkambing hitamkan ISIS agar islamphobia terus meningkat di
Perancis. Sampai kapanpun negara-negara barat tidak menginginkan Islam
berkembang dan tumbuh apalagi jika umat Islam terus bertumbuh di negara-negara
mereka. Motif aksi teror yang dilakukan perancis adalah propaganda!
Hal yang lebih meyakinkan
penulis bahwa aksi teror Perancis merupakan aksi propaganda adalah dengan
begitu cepatnya berita yang meluas, menjadi topik yang banyak di bicarakan baik
dari media elektronik maupun media cetak. Faktanya adalah berbagai saluran
media merupakan milik barat, mereka bisa dengan bebas menyebar berita ke
seluruh penjuru dunia dan disiarkan dalam berbagai bahasa, meyakinkan para
pendengar maupun pembaca akan apa yang mereka katakan itu benar dan menarik
simpati seluruh dunia. Berbagai negara pun berkabung dan berbela sungkawa atas
apa yang terjadi di perancis, mereka sengaja menyalakan lampu gedung-gedung
ternama mereka dengan bendera Perancis. Namun ketika peristiwa konflik yang lebih mengenaskan yang melanda negara-negara islam lainya, bahkan di Palestina itu sudah seperti kejahatan genosida atau pemusnahan etnis. Namun kejahatan tersebut tidak banyak di siarkan. bahkan negara-negara barat tetap mengklaim bahwa masyarakat Palestina adalah teroris.
Balai Kota San Fransisko, California, AS. |
Puncak Menara WTO |
Gedung Opera, Sedney, Australia |
Gedung Senat, Mexico City |
Tidak sampai situ, negara Barat
membantu Perancis untuk menyebarkan Propaganda anti Islam pada seluruh dunia. Selain
media cetak dan media elektronik, media yang terbaru adalah media online. Media
online sangat digemari dan penyebaranya lebih cepat dan lebih meluas. Salah satu
media paling banyak memiliki pengguna aktif adalah facebook, media yang
pendirinya orang yahudi ini dengan senang hati membatu negara-negara barat
untuk menyebarkan propaganda. Terbukti dengan aplikasi yang langsung dibuat
oleh Mark Zukerberk adalah aksi simpati untuk paris, perancis. Dimana para
pengguna facebook dapat mengganti foto profil mereka dengan latar bendera
Perancis sebagai aksi simpati atas apa yang terjadi. Aplikasi ini memang tidak
terlalu terkenal di Indonesia dan jika dilihat tidak banyak orang Indonesia
yang mengetahui. Namun, dalam account facebook penulis yang terdapat beberapa
teman dari luar Indonesia, banyak menggunakan aplikasi ini.
Penulis pun mencoba berdiskusi
dengan salah seorang teman yang berasal dari Pakistan, yang kita tahu bahwa
Pakistan negara dengan mayoritas muslim. Orang ini menceritakan bahwa banyak
orang-orang Pakistan yang mengganti profil
picture mereka dengan latar belakang bendera Perancis. Dia juga mengalami
keresahan yang sama, mengenai aplikasi yang terlihat aneh tersebut, karena dia
berfikir bahwa si pendiri Facebook, Mark Zukerberk membuat aplikasi seperti ini
saat Perancis dilanda teror dan menewaskan lebih dari 150 korban. Sedangkan banyak
korban teror berjatuhan dan lebih mengenaskan di wilayah timur tenggah dan
wilayah Asia lainya. Mereka mengalami teror setiap hari, nyawa mereka dapat
terancam sewaktu-waktu. Dan pendiri Facebook tidak membuat aplikasi apapun
untuk itu. Dalam menyebarkan propaganda, media sangat bereperan penting, media
dapat merubah pola pikir masyarakat hanya dalam hitungan menit bahkan detik! Media
merupakan sebuah ancaman yang besar. Selayaknya umat muslim harus jeli menerima
informasi.
Dua hari setelah penyerangan yang dilakukan ISIS di perancis membuat Perancis melakukan serangan balik di Raqqa ibu kota Syiria dimana tempat ISIS melakukan latihan militer. Perancis mengerahkan serangan udara dengan menerbangkan 12 pesawat dan 10 diantaranya adalah pesawat tempur, dan menjatuhkan 10 bom. namun seberapa banyak masyarakat atau[u tokoh yang membahas masalah tersebut.berbagai media pun seperti bungkam atas apa yang menimpa Syiria setelah Perancis menyerang ibu kotanya.
Dua hari setelah penyerangan yang dilakukan ISIS di perancis membuat Perancis melakukan serangan balik di Raqqa ibu kota Syiria dimana tempat ISIS melakukan latihan militer. Perancis mengerahkan serangan udara dengan menerbangkan 12 pesawat dan 10 diantaranya adalah pesawat tempur, dan menjatuhkan 10 bom. namun seberapa banyak masyarakat atau[u tokoh yang membahas masalah tersebut.berbagai media pun seperti bungkam atas apa yang menimpa Syiria setelah Perancis menyerang ibu kotanya.
Apa yang dilakukan oleh Mark Zukerberk
menimbulkan pertanyaan, apakah yang ia lakukan dengan membuat aplikasi facebook
seperti itu memiliki tujuan tertentu? jika memang ia peduli terhadap korban
teror mengapa hanya membuat aplikasi untuk Perancis, sedangkan banyak
negara-negara yang mengalami aksi teror yang lebih kejam dan lebih banyak
memakan korban? Sedangkan banyak orang paham bahwa Perancis memiliki moto yaitu
liberte, egalite, frtanite “kebebasan,
persamaan dan persaudraan” dengan fenomena yang terjadi di Perancis dan apa
yang negara ini lakukan terhadap umat muslim, masihkan moto ini relevan?Wallahu A’lamu bish Shawab.