Pages

clock

calendar


Riasa Rizky. Powered by Blogger.

Total Pageviews

Friday 17 December 2021

Alasan bermain belajar di usia balita itu penting

Bismi-llāhi r-raḥmāni r-raḥīm in the name of Rabb, most Gracious, most Merciful.

Aktivitas mengasuh untuk ibu tidak bisa di lepaskan dari mendidik anak. Karena mendidik anak adalah sebuah hak dan kewajiban yang alloh perintahkan.


Mendidik anak bukan perkara mudah jika orang tua hanya mengandalkan kemampuanya. Tetapi ketika doa doa yang ikut dilangitkan, insya allah bukan hanya orang tua yang mengawal sang anak, tetapi penciptanya juga akan ikut ridho.


Mungkin ketika kita memiliki sebuah bisnis dan bisnis tersebut gagal, kita bisa membuat bisnis yang lain. 

ketika kita gagal dalam hal pendidikan, kita bisa mengambil kesempatan di lain waktu. Tetapi jika kita sebagai orang tua gagal mendidik anak, maka tidak akan bisa kegagalan tersebut di gantikan.

Atau Pernah kah terlintas dalam pikiran, seandainya besok meninggal, anak anak masih balita terus di tanya sama alloh

"anaknya udah di ajarin apa aja "

Bisa ga  mengelak

"Mereka masih kecil yaa alloh belum baliq"

Padahal menurut buku "pengajaran tauhid pada anak" karangan Asy Syaikh Muhammad At tamimi. Sedari bayi orang tua harus mengenalkan lahfadz laa illaha illah.


Itulah pentingnya mendidik akan dari usia dini, dari anak bayi dan seterusnya. Agar tanamanan yang di titipkan kepada kita menjadi tanaman yang unggul sesuai dengan keinginan alloh.


Disini umma suka sekali membersamai anak dengan mengajak bermain dengan di selipkan pembelajaran iman. Media belajar yang simple dan tidak merepotkan namun memiliki manfaat yang baik adalah pilihan umma. 


Untuk anak balita Banyak media bermain dan belajar, kita bisa memilih mana yang sekiranya harus beli dan tidak. Karena dalam permainan ini bukan seberapa mahal media yang kita miliki. Tapi lebih kepada konsistenitas dan manfaat agar mencapai tujuan atau hasil yang di harapkan. 


Makanya, umma sering sekali membuat sendiri berbagai media dari bahan bahan dan alat yang ada di rumah. Selain insya allah aman untuk balita tetapi juga tahu kandungan bahan tersebut. Untuk umma sebuah kepuasan sendiri bisa membuat media belajar yang kita benar benar ikut andil dalam pembuatan tersebut.


Makanya, Pernah ada yang bilang dan baca tulisan yang kira kira seperti ini 

"orang dulu kalau main ya main aja, ibu nya ga ribet kaya ibu ibu sekarang, nyiapin main air, main tanah dll, buktinya orang dulu juga bisa pinter kok".


Umma akan jawab semampunya melalui tulisan.

Ada beberapa alasan mengapa penting membersamai anak. Diantaranya :




1. Ibu adalah madrasah pertama.


Kita yang akan mewarnai, mendidik anak. ingin di jadikan seperti apa anak tersebut. Pastilah menjadi insan yang terbaik, mampu memberikan manfaat untuk dunia dan akhirat. tapi kembali lagi Mau hasilnya seperti apa, biar alloh yang tentukan. Ibu hanya bisa ikhtiar sebaik mungkin. Niat untuk mendidik anak  ini hanya untuk ketaatan kepada alloh. Tidak lebih dari itu. Bukan untuk eksistensi atau berharap memunculkan persepsi terhadap manusia. Ridho alloh adalah puncaknya.


2. Kalau misal, tadi di katakan, orang dulu juga pintar, nah Kita samakan persepsi pintar ya, ambil dari ayat quran.

Mungkin kalau ada yang mengambil persepsi dari aristoteles, plato atau socrates ga akan sejalur pemahamanya.

Persepsi pintar dalam al quran disebut "ulul-albaab" di surat al imran : ayat 7 dan ayat 190 artinya orang  yang berakal.


Di ayat 191 di jelaskan lagi bahwa orang yang berakal itu orang yang selalu berzikir, atau mengingat Allah, dalam situasi apapun: dalam posisi berdiri, duduk, maupun berbaring. 


Jadi jelas, orang yang dikatakan pintar itu tidak hanya paham tentang keilmuan tetapi juga memiliki iman yang kuat dan selalu mengingat allah. 


Paham sekulerisme telah bekerja ratusan tahun dan mengakar kuat pada pemikiran pemikiran sebagian besar manusia abad 21. Memisahkan antara agama dan umum. Jelas ini bukan ajaran islam dan tidak akan pernah sejalan dengan islam. 


Islam bukan saja mendorong umat nya untuk berilmu, tetapi menjadi sumber ilmu dan insipirasi ilmu.


Hasil didikan sekulerisme bisa dirasakan dan dilihat. Para penghafal Al Quran tidak paham akan ekonomi, politik, kedokteran, mesin dsb.


Sementara para ahli ekonomi, politik, kedokteran, mesin tidak mengerti Al Quran. Sehingga ketika ada penemuan tidak ada landasan ayat alloh yang menciptakan semesta ini. 


Inilah tuga ibu mendidik dari usia belia memupuk iman agar anak anak kita mampu mengabungkan yang telah di cerai berai ini. memupuk iman sudah bisa dilakukan sejak dini bahkan sejak masa penyapihan 2 tahun, anak sudah bisa diperkenalkan dengan keimanan.


3. Belajar lah adab sebelum ilmu.



banyak orang berilmu sekarang sangat minim adab. Subhanallah kita bisa liat para koruptor, pegawai pemerintahan yang berperilaku menyalahi adab. Apakah mereka kurang ilmu ? Bahkan mereka menimba ilmu sampai ke negara maju.

Untuk itu membina adab sedari usia golden age adalah waktu yang tepat.


4. Sebagai misi mencapai visi.


Jika ibu ingin melahirkan penghafal quran maka sebaiknya belajar iman dahulu seperti perkataan ;


Dari Jundub bin Abdillah Al Bajali radhiallahu’anhu berkata: dulu kami (para sahabat Nabi) ketika masih berusia remaja saat bersama Nabi Shallahu’alaihi wasallam, kami belajar Iman sebelum belajar Al-Qur’an, ketika kami belajar A-Qur’an, maka bertambah iman kami, dan kalian (generasi tabi’in) hari ini belajar Al-Qur’an sebelum Iman” (HR. Ibnu Majah dan Ath Thabrani dalam Mu’jam Kabir dan dishahihkan oleh Albani)


Untuk itu permainan yang menyenangkan diselipi dengan pembelajaran iman adalah penting, karena menghafal quran saja tanpa adanya iman maka sama saja jiwa akan kosong.


5. Tantangan zaman 





Tantangan zaman semakin berat, tekhnologi semankin meningkat meninggalkan bekas kemudhoratan dan manfaat. Jelas kita bisa lihat banyak mudhorot jika tidak terkontrol, banyak kejahatan berawal dari tekhnologi. 


Gadget seperti sebuah teman setia yang membius anak Dari kurang perhatian orang tua, kurang kasih sayang orang tua. Bahkan banyak orang tua yang kalah dan menyerahkan pengasuhan pada gadget. Sebuah benda pipih yang mengancam jiwa maupun raga anak. Dengan segala dalih seolah orang tua membenarkan kegiatan tersebut. Bukan lagi hanya TV yang mengancam anak abad ini tetapi benda pipih yang sengaja di rancang untuk merusak generasi robbani. Memberikan gadget kepada anak bukan di larang namun ada masa dan waktunya.


Untuk itu alihkan aktivitas anak daripada bermain gadget lebih baik diisi untuk kegiatan yang lebih bermanfaat.


6. Hak anak


Hak anak adalah suatu kewajiban bagi orang tua  terutama di usia balita salah satunya adalah memberikan stimulasi. 


Misalkan anak membutuhkan kemampuan untuk life sklill nya dimasa mendatang. Dengan menstimulasi berjalan, makan, duduk dll.


Satu hal yang penting dan tidak boleh terlewat, jadikan jiwa anak bahagia tidak terbebani dan tidak terpaksa. Memakasa mereka untuk ibadah ada waktu, dan cara nya menurut petunjuk quran dan sunah nabi.



Orang tua juga harus menjadi sumber keteladanan yang baik. Jadilah ibu yang terus belajar dan memperbaiki diri, jadi ibu yang bahagia jangan bandingan anak kita dengan anak lain atau dirimu dengan orang lain fokuslah dengan tujuan awal mendidik anak.


Wallahualam bishowab


Yaa allah bantu,bimbing kami..

separador

0 comments:

Post a Comment

pict

pict

pict

pict

Followers

Translate