Kata
jihad merupakan sebuah kajian kata yang popular dalam politik islam. Ayat ayat
jihad dalam konteks perjuangan ditemukan sebanyak 28 ayat, terletak dalam
beberapa surah al Quran diantara nya al Baqarah: 218, Ali Imran: 142, an Nisa:
95, al maidaah: 35,54, al Anfal:71,74,75, at taubah:
16,19,20,24,41,44,73,81,86,88, an Nahl: 110, al Hajj: 78, al Hujarat: 15, al
Mumtahanah: 1, ash shaff: 11, dan at: tahrim 9.
Jihad dalam rangka menegakkan hukum allah
diikuti dengan kata fi sabillilah, inilah yang membedakan peperangan islam
dengan peperangan yang lainya yang jika peperangan fi sabillilah murni karena
perintah dan ketaatan kepada allah sedangan peperangan yang lainya hanya didasari
oleh kepentingan suatu golongan dan napsu semata. Allah menerangkanya dalam
surat an nisa 76
“Orang-orang
yang beriman, berperang pada jalan Allah dan orang-orang yang kafir pula
berperang pada jalan Taghut (Syaitan). Oleh sebab itu, perangilah kamu akan
pengikut-pengikut Syaitan itu, kerana sesungguhnya tipu daya Syaitan itu adalah
lemah”.
jika dilihat dari makna jihad dalam al
quran maka jihad merupakan sesuatu yang penting dan keharusan yang dilakukan
oleh setiap umat muslim, allah pun membedakan orang orang yang mau berjihad dan
tidak berjihad dalam
surat an nisa ayat 95-96
“ Tidaklah
sama keadaan orang-orang yang duduk (tidak turut berperang) dari kalangan
orang-orang yang beriman - selain daripada orang-orang yang ada keuzuran -
dengan orang-orang yang berjihad (berjuang) pada jalan Allah (untuk membela
Islam) dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang
berjuang dengan harta benda dan jiwa mereka atas orang-orang yang tinggal duduk
(tidak turut berperang kerana uzur) dengan kelebihan satu darjat. Dan tiap-tiap
satu (dari dua golongan itu) Allah menjanjikan dengan balasan yang baik
(Syurga), dan Allah melebihkan orang-orang yang berjuang atas orang-orang yang
tinggal duduk (tidak turut berperang dan tidak ada sesuatu uzur) dengan pahala
yang amat besar. (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan
adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
jihad pun tidak melulu harus mengikuti
peperangan, jihad juga dapat dilakukan melalui harta dan jiwa seorang
muslim, dan muslim yang melakukan jihad
yang demikian memperoleh kebaikan dan keberuntungan.
surat at taubah
88
“Tetapi
Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta
dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
saat masa
rasulullah saw jihad yang mulia adalah jihad melalui peperangan karena pada
masa tersebut islam disebarkan melalui jihad tersebut, maka rosul saw pun
mengikuti lebih dari 70 peperangan saat itu. Ada sebuah kisah tentang sesorang
yang bertanya kepada rosulullah saw tentang amal yang sebanding dengan
berjihad, ”tunjukan kepadaku amalan yang sebanding dengan berjihad”rasulullah
saw menjawab ”aku tidak menemukanya!” kemudian rasulullah saw bertanya kepada
orang tersebut, “apakah kamu mampu masuk masjid mu untuk sholat tanpa henti dan
berpuasa tanpa berbuka ketika para mujahid ke medan perang?”orang tersebut
menjawab “siapakah yang mampu melakukan itu”
Salah satu perang yang diikuti oleh
rosulullah saw adalah perang khandak. Sepanjang rentang waktu antara tahun 3H (perang
uhud) sampai terjadinya perang khandak di bulan syawal 5, kaum muslimin telah
berhasil membangun prestise dan citra mereka sebagai kekuatan yang disegani dan
sulit ditaklukan. Baik didalam maupun diluar negeri madinah. Usai perang uhud,
madinah berhasil menertibkan tatanan pemerintahan. Kendati kekuasaan berada
penuh ditangan kaum muslimin, menyusul diusirnya orang orang bani nadhir dari
madinah, atas persekongkolan keji mereka untuk membunuh rosulullah saw.
Dalam perang khandak ini umat ,muslim
mendapatkan kemenangan walaupun jika dilihat dari jumlah pasukan atau tentara
sangat jauh berbeda yaitu sekitar 10.000 tentara kafir yaitu koalisi dari umat
Yahudi Bani Nadhir dan kekuatan lain di Jazirah Arab, akhirnya saat itu
terbentuklah sebuah pasukan aliansi antar golongan (al-Ahzab) terbesar yang
belum pernah terjadi sebelumnya, pasukan yang ambil bagian dalam perang
tersebut antar lain, pasukan Quraisy, pasukan Ghathafan, pasukan dari Najd
ditambah lagi, Yahudi Bani Qhuraizah, pasukan Qhuraizah tersebut memutuskan
perjanjian damai dengan kaum muslimin, sedangkan dari pihak muslim hanya
terdapat 3000 pasukan
Dalam perang khandak ini umat muslim
mendapatkan kemenangan yang gemilang, tentu dalam kemenangan tersebut terdapat
beberapa faktor yang sangat berpengaruh, lalu apa faktor-faktor yang
menyebabkan kemangan yang diraih oleh umat muslim ini ? faktor tersebut dapat
diihat dari kepemimpinan atau panglima perang, doktrin militer, alasan moral,
medan tempur dan yang terakhir cuaca atau iklim saat peperangan berlangsung.
Tidak ada yang meragukan rosulullah
saw dalam memimpin peperangan beliau lah panglima perang terbaik sepanjang
masa, kecerdikan, kebijaksanaan, keberanian, kepercayaan diri rasulullah saw
dalam perang khandak membuahkan hasil yang gemilang, dalam perang khandak
rosulullah memperlihatkan taktik jitu, beliau memanfaatkan sahabat Nu’aim bin
Mas’ud, seorang muallaf dari Ghathafan yang keislamanya belum diketahui oleh
kaumnya untuk memecah belah pasukan Al Ahzab dari dalam. Beliau perintahkan
Nu’aim masuk ke pasukan musuh untuk menimbulkan rasa saling tidak percaya
diantara tiga kelompok yang bersekutu, Di tengah pengepungan yang tidak
menentu, pasukan Ahzab mulai bimbang dan meragukan komitmen satu sama lain.
Nu’am berhasil memperdaya ketiga golongan. Sementara pihak Quraisy dengan
Ghathafan, Yahudi bani Quraizhah berhasil ditekan agar tidak menyerang kaum
muslimin dari belakang, demikian lah perang adalah tipu daya. Saat penghianatan
yang dilakuakan oleh Bani Quraizhah terhadap perjanjian kaum muslimin,
rasulullah saw mengirim pasukan untuk mengecek informasi ini. Ternyata saat
kebeneran itu diketahui rosul saw sebagai pemimpin yang bijak berusaha
membendung informasi ini agar tidak sampai ke telinga pasukan yang akan
mengakibatkan jatuh nya moril juang.
Doktrin militer yang diberikan adalah
doktrin militer islam, yaitu peperangan yang dilakukan semata karena allah, di
dalam al Quran banyak sekali ayat ayat doktrin militer yang menyebabkan para
pasukan muslim sangat gigih bertempur, tidak takut mati, dan syahid, mereka
sangat yakin kewajiban jihad akan memperoleh pahala yang begitu besar, para
mujahid yakin akan mati syahid jika mereka terbunuh didalam pertempuran, para
mujahid beriman kepada hari pembalasan bahkan mereka bersedia berangkat
berjihad baik dalam keadaan ringan maupun berat sebagaimana allah perintahkan
kepada mereka, demi mentaati perintahnya semua ini karena mereka yakin akan
bertemu dengan Nya, yakin akan pembalasan Nya dan demi mengharapkan Ridho Nya.
Alasan moral kaum muslim sangat kuat
saat itu yaitu keyakinan muslimin yang dapat memenangkan peperangan tersebut
setiap muslim diajarkan untuk selalu optimis dalam segala hal tidak diajarkan
untuk pesimis dan menyerah begitu saja, walaupun pasukan muslim hanya berjumlah
3000 dan pasukan Ahzab berjumlah 10.000 tidak mengentarkan pasukan untuk
menyerah dan mundur kepentingan mereka adalah tersebarnya islam, memenangkan
hujjah allah, moral yang dibangun umat muslim saat itu merupakan moral yang
luar biasa, di barengi dengan keimanan dan rasa taat kepada allah. alasan moral
inilah lahir karena adanya doktrin militer.
Faktor pemenang perang selanjutnya
adalah medan tempur, lokasi yang menjadi titik konsentrasi kedua pasukan
berseturu memang berada di sebelah utara kota madinah, secara geografis daerah
ini merupakan area terbuka dan satu satunya celah yang sangat memungkinkan
untuk melancarkan serangan secara maksimal atas madinah, sedangkan dari arah
lain sangat kecil kemungkinanya, perkebunan korma yang cukup lebat, tanah tanah
kasar berbatu dan sebentang daerah berbukit dibagian selatan kota, sehingga
sulit ditembus. Melihat kondisi geografis yang demikian, Salman al-Farisi
mengusukan menggali parit di selatan kota. Sebuah parit raksasa membentang
menghentikan laju pasukan Ahzab. Kuda kuda mereka tidak mampu melewati
‘Benteng’ tersebut, kalau pasukan mereka nekat turun hujan anak panah dari
pasukian muslimin akan mengenai mereka, sungguh luar biasa strategi yang
digunakan oleh pasukan muslimin memanfaat kan medan tempur yang ada, peperangan
tanpa strategi dan taktik merupakan omong kosong belaka. Strategi parit ini
merupakan pertama kalinya yang digunakan oleh paukan muslim untuk defensive.
Memang secara penggalian parit ini tidak langsung mengetarkan pasukan al ahzab
namum menjadi salah satu faktor kejutan yang diberikan pasukan muslim untuk
memukul mundur pasuka al Ahzab.
Dan faktor penentu kemenangan terakhir
adalah iklim dan cuaca, ketika pasukan Ahzab mulai goyah karena kejutan parit
kaum muslimin dan dari pasukan internal yang sudah dipecah belah karena Nu’aim
yang membuat ketiga kelompiok bersekutu tidak saling percaya sama lain, pasukan
Ahzab pun mulai putus asa dengan pengepungan yang panjang yang hamper memakan
satu bulan tanpa hasil berarti, Allah mengirimkan pasukan berupa angin taufan
yang memporak porandakan mereka, pasuka Quraisy mulai menarik diri tanpa
sepengetahuan pasukan Ghathafan, setelah tau hal itu, akhirnya Ghathafan pun
menarik pasukan mereka bersamaan dengan persiapan mundur Quraisy, demikianlah
cuaca berpengaruh terhadap peperangan, apalagi jika seandanya pasukan yang
bertempur dari daerah berbeda contoh nya pasukan Romawi dan Arab yang setiap
Negara memiliki kondisi cuaca dan iklim yang berbeda, pasukan pun harus
beradaptasi dengan lingkungan medan tempur terlebih dahulu.
Saat pasukan menarik mundur rasulullah
saw pun mengirim Hudzhaifah dalam misi spionase di malam yang dingin untuk
memastikan kondisi mereka, ini salah satu bukti rasulullah saw memang benar
benar menghitung berbagai kemungkinan dengan tidak mengabaikan segala aspek
perang.
Setelah perang khandak, pasukan kafir
tidak lagi mampu menghimpun kekuatan yang lebih besar lagi dari itu. Kaum
muslimin telah berpindah dari fase defensive menuju fase ofensif, rasulullah
saw bersabda “sekarang, kitalah yang menyerang mereka dan mereka tidak akan
menyerang kita. Kita yang akan mengunjungi mereka”(al-Bukhari) maka pasukan
muslim pun mengambil inisiatif penyerangan kesuluruh jazirah arab sampai
bendera islam berkibar diseluruh penjuru mengungguli bendera bendera jahiliah.
Demikianlah faktor faktor yang
mempengaruhi kemenangan umat muslim dalam perang khandak, walaupun jumlah
pasukan yang tidak berimbang, dengan faktor tersebut umat muslim dapat memukul
mundur pasukan Ahzab, tentunya semu faktor tesebut telah di rencanakan oleh
allah, maka faktor penentu yang utama adalah kehendak allah jika suatu pasukan
memiliki segalanya tetapi allah tidak berkehendak maka akan menjadi sia sia
belaka.wuallahualam
0 comments:
Post a Comment