Pages

clock

calendar


Riasa Rizky. Powered by Blogger.

Total Pageviews

Monday, 9 June 2014

Menganalisa perang khandak “kejutan parit raksasa”



Kata jihad merupakan sebuah kajian kata yang popular dalam politik islam. Ayat ayat jihad dalam konteks perjuangan ditemukan sebanyak 28 ayat, terletak dalam beberapa surah al Quran diantara nya al Baqarah: 218, Ali Imran: 142, an Nisa: 95, al maidaah: 35,54, al Anfal:71,74,75, at taubah: 16,19,20,24,41,44,73,81,86,88, an Nahl: 110, al Hajj: 78, al Hujarat: 15, al Mumtahanah: 1, ash shaff: 11, dan at: tahrim 9.

 Jihad dalam rangka menegakkan hukum allah diikuti dengan kata fi sabillilah, inilah yang membedakan peperangan islam dengan peperangan yang lainya yang jika peperangan fi sabillilah murni karena perintah dan ketaatan kepada allah sedangan peperangan yang lainya hanya didasari oleh kepentingan suatu golongan dan napsu semata. Allah menerangkanya dalam

 surat an nisa 76

Orang-orang yang beriman, berperang pada jalan Allah dan orang-orang yang kafir pula berperang pada jalan Taghut (Syaitan). Oleh sebab itu, perangilah kamu akan pengikut-pengikut Syaitan itu, kerana sesungguhnya tipu daya Syaitan itu adalah lemah”.

          jika dilihat dari makna jihad dalam al quran maka jihad merupakan sesuatu yang penting dan keharusan yang dilakukan oleh setiap umat muslim, allah pun membedakan orang orang yang mau berjihad dan tidak berjihad dalam

 surat an nisa ayat 95-96

“ Tidaklah sama keadaan orang-orang yang duduk (tidak turut berperang) dari kalangan orang-orang yang beriman - selain daripada orang-orang yang ada keuzuran - dengan orang-orang yang berjihad (berjuang) pada jalan Allah (untuk membela Islam) dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjuang dengan harta benda dan jiwa mereka atas orang-orang yang tinggal duduk (tidak turut berperang kerana uzur) dengan kelebihan satu darjat. Dan tiap-tiap satu (dari dua golongan itu) Allah menjanjikan dengan balasan yang baik (Syurga), dan Allah melebihkan orang-orang yang berjuang atas orang-orang yang tinggal duduk (tidak turut berperang dan tidak ada sesuatu uzur) dengan pahala yang amat besar. (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


          jihad pun tidak melulu harus mengikuti peperangan, jihad juga dapat dilakukan melalui harta dan jiwa seorang muslim,  dan muslim yang melakukan jihad yang demikian memperoleh kebaikan dan keberuntungan.

surat at taubah 88

Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”


          saat masa rasulullah saw jihad yang mulia adalah jihad melalui peperangan karena pada masa tersebut islam disebarkan melalui jihad tersebut, maka rosul saw pun mengikuti lebih dari 70 peperangan saat itu. Ada sebuah kisah tentang sesorang yang bertanya kepada rosulullah saw tentang amal yang sebanding dengan berjihad, ”tunjukan kepadaku amalan yang sebanding dengan berjihad”rasulullah saw menjawab ”aku tidak menemukanya!” kemudian rasulullah saw bertanya kepada orang tersebut, “apakah kamu mampu masuk masjid mu untuk sholat tanpa henti dan berpuasa tanpa berbuka ketika para mujahid ke medan perang?”orang tersebut menjawab “siapakah yang mampu melakukan itu”



          Salah satu perang yang diikuti oleh rosulullah saw adalah perang khandak. Sepanjang rentang waktu antara tahun 3H (perang uhud) sampai terjadinya perang khandak di bulan syawal 5, kaum muslimin telah berhasil membangun prestise dan citra mereka sebagai kekuatan yang disegani dan sulit ditaklukan. Baik didalam maupun diluar negeri madinah. Usai perang uhud, madinah berhasil menertibkan tatanan pemerintahan. Kendati kekuasaan berada penuh ditangan kaum muslimin, menyusul diusirnya orang orang bani nadhir dari madinah, atas persekongkolan keji mereka untuk membunuh rosulullah saw.


          Dalam perang khandak ini umat ,muslim mendapatkan kemenangan walaupun jika dilihat dari jumlah pasukan atau tentara sangat jauh berbeda yaitu sekitar 10.000 tentara kafir yaitu koalisi dari umat Yahudi Bani Nadhir dan kekuatan lain di Jazirah Arab, akhirnya saat itu terbentuklah sebuah pasukan aliansi antar golongan (al-Ahzab) terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya, pasukan yang ambil bagian dalam perang tersebut antar lain, pasukan Quraisy, pasukan Ghathafan, pasukan dari Najd ditambah lagi, Yahudi Bani Qhuraizah, pasukan Qhuraizah tersebut memutuskan perjanjian damai dengan kaum muslimin, sedangkan dari pihak muslim hanya terdapat 3000 pasukan


          Dalam perang khandak ini umat muslim mendapatkan kemenangan yang gemilang, tentu dalam kemenangan tersebut terdapat beberapa faktor yang sangat berpengaruh, lalu apa faktor-faktor yang menyebabkan kemangan yang diraih oleh umat muslim ini ? faktor tersebut dapat diihat dari kepemimpinan atau panglima perang, doktrin militer, alasan moral, medan tempur dan yang terakhir cuaca atau iklim saat peperangan berlangsung.




          Tidak ada yang meragukan rosulullah saw dalam memimpin peperangan beliau lah panglima perang terbaik sepanjang masa, kecerdikan, kebijaksanaan, keberanian, kepercayaan diri rasulullah saw dalam perang khandak membuahkan hasil yang gemilang, dalam perang khandak rosulullah memperlihatkan taktik jitu, beliau memanfaatkan sahabat Nu’aim bin Mas’ud, seorang muallaf dari Ghathafan yang keislamanya belum diketahui oleh kaumnya untuk memecah belah pasukan Al Ahzab dari dalam. Beliau perintahkan Nu’aim masuk ke pasukan musuh untuk menimbulkan rasa saling tidak percaya diantara tiga kelompok yang bersekutu, Di tengah pengepungan yang tidak menentu, pasukan Ahzab mulai bimbang dan meragukan komitmen satu sama lain. Nu’am berhasil memperdaya ketiga golongan. Sementara pihak Quraisy dengan Ghathafan, Yahudi bani Quraizhah berhasil ditekan agar tidak menyerang kaum muslimin dari belakang, demikian lah perang adalah tipu daya. Saat penghianatan yang dilakuakan oleh Bani Quraizhah terhadap perjanjian kaum muslimin, rasulullah saw mengirim pasukan untuk mengecek informasi ini. Ternyata saat kebeneran itu diketahui rosul saw sebagai pemimpin yang bijak berusaha membendung informasi ini agar tidak sampai ke telinga pasukan yang akan mengakibatkan jatuh nya moril juang.





          Doktrin militer yang diberikan adalah doktrin militer islam, yaitu peperangan yang dilakukan semata karena allah, di dalam al Quran banyak sekali ayat ayat doktrin militer yang menyebabkan para pasukan muslim sangat gigih bertempur, tidak takut mati, dan syahid, mereka sangat yakin kewajiban jihad akan memperoleh pahala yang begitu besar, para mujahid yakin akan mati syahid jika mereka terbunuh didalam pertempuran, para mujahid beriman kepada hari pembalasan bahkan mereka bersedia berangkat berjihad baik dalam keadaan ringan maupun berat sebagaimana allah perintahkan kepada mereka, demi mentaati perintahnya semua ini karena mereka yakin akan bertemu dengan Nya, yakin akan pembalasan Nya dan demi mengharapkan Ridho Nya.




 
          Alasan moral kaum muslim sangat kuat saat itu yaitu keyakinan muslimin yang dapat memenangkan peperangan tersebut setiap muslim diajarkan untuk selalu optimis dalam segala hal tidak diajarkan untuk pesimis dan menyerah begitu saja, walaupun pasukan muslim hanya berjumlah 3000 dan pasukan Ahzab berjumlah 10.000 tidak mengentarkan pasukan untuk menyerah dan mundur kepentingan mereka adalah tersebarnya islam, memenangkan hujjah allah, moral yang dibangun umat muslim saat itu merupakan moral yang luar biasa, di barengi dengan keimanan dan rasa taat kepada allah. alasan moral inilah lahir karena adanya doktrin militer.


          Faktor pemenang perang selanjutnya adalah medan tempur, lokasi yang menjadi titik konsentrasi kedua pasukan berseturu memang berada di sebelah utara kota madinah, secara geografis daerah ini merupakan area terbuka dan satu satunya celah yang sangat memungkinkan untuk melancarkan serangan secara maksimal atas madinah, sedangkan dari arah lain sangat kecil kemungkinanya, perkebunan korma yang cukup lebat, tanah tanah kasar berbatu dan sebentang daerah berbukit dibagian selatan kota, sehingga sulit ditembus. Melihat kondisi geografis yang demikian, Salman al-Farisi mengusukan menggali parit di selatan kota. Sebuah parit raksasa membentang menghentikan laju pasukan Ahzab. Kuda kuda mereka tidak mampu melewati ‘Benteng’ tersebut, kalau pasukan mereka nekat turun hujan anak panah dari pasukian muslimin akan mengenai mereka, sungguh luar biasa strategi yang digunakan oleh pasukan muslimin memanfaat kan medan tempur yang ada, peperangan tanpa strategi dan taktik merupakan omong kosong belaka. Strategi parit ini merupakan pertama kalinya yang digunakan oleh paukan muslim untuk defensive. Memang secara penggalian parit ini tidak langsung mengetarkan pasukan al ahzab namum menjadi salah satu faktor kejutan yang diberikan pasukan muslim untuk memukul mundur pasuka al Ahzab.




          Dan faktor penentu kemenangan terakhir adalah iklim dan cuaca, ketika pasukan Ahzab mulai goyah karena kejutan parit kaum muslimin dan dari pasukan internal yang sudah dipecah belah karena Nu’aim yang membuat ketiga kelompiok bersekutu tidak saling percaya sama lain, pasukan Ahzab pun mulai putus asa dengan pengepungan yang panjang yang hamper memakan satu bulan tanpa hasil berarti, Allah mengirimkan pasukan berupa angin taufan yang memporak porandakan mereka, pasuka Quraisy mulai menarik diri tanpa sepengetahuan pasukan Ghathafan, setelah tau hal itu, akhirnya Ghathafan pun menarik pasukan mereka bersamaan dengan persiapan mundur Quraisy, demikianlah cuaca berpengaruh terhadap peperangan, apalagi jika seandanya pasukan yang bertempur dari daerah berbeda contoh nya pasukan Romawi dan Arab yang setiap Negara memiliki kondisi cuaca dan iklim yang berbeda, pasukan pun harus beradaptasi dengan lingkungan medan tempur terlebih dahulu.




          Saat pasukan menarik mundur rasulullah saw pun mengirim Hudzhaifah dalam misi spionase di malam yang dingin untuk memastikan kondisi mereka, ini salah satu bukti rasulullah saw memang benar benar menghitung berbagai kemungkinan dengan tidak mengabaikan segala aspek perang.


          Setelah perang khandak, pasukan kafir tidak lagi mampu menghimpun kekuatan yang lebih besar lagi dari itu. Kaum muslimin telah berpindah dari fase defensive menuju fase ofensif, rasulullah saw bersabda “sekarang, kitalah yang menyerang mereka dan mereka tidak akan menyerang kita. Kita yang akan mengunjungi mereka”(al-Bukhari) maka pasukan muslim pun mengambil inisiatif penyerangan kesuluruh jazirah arab sampai bendera islam berkibar diseluruh penjuru mengungguli bendera bendera jahiliah.



          Demikianlah faktor faktor yang mempengaruhi kemenangan umat muslim dalam perang khandak, walaupun jumlah pasukan yang tidak berimbang, dengan faktor tersebut umat muslim dapat memukul mundur pasukan Ahzab, tentunya semu faktor tesebut telah di rencanakan oleh allah, maka faktor penentu yang utama adalah kehendak allah jika suatu pasukan memiliki segalanya tetapi allah tidak berkehendak maka akan menjadi sia sia belaka.wuallahualam
separador

0 comments:

Post a Comment

pict

pict

pict

pict

Followers

Translate