Pages

Tuesday, 27 May 2014

menuntut ilmu




Muslim yang cerdas bukanlah ia yang menempuh pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi, muslim yang ceras  bukanlah ia yang jago berorsai sehingga dapat memukau pendengarnya,  bukan pula ia yang pintar berdebat .

          Muslim yang cedas yaitu yang selalu haus ilmu yang tidak pernah puas dengan ilmu yang ia dapat, ia akan terus ingin menambah ilmu, ia akan selalu merasa dirinya bodoh akan ilmu dan harus banyak mengkaji dan mencari, semkain Ia banyak mendapatkan ilmu semakin ia merasa memiliki ilmu yang minim, muslim yang cerdas adalah muslim yang senatiasa bersemangat mencari ilmu, ia akan menyadari bahawa ilmu itu suatu cakupan yang luas dan harus selalu mencari untuk dapat mengenggam nya.



         

         Seseorang yang berilmu memliki kualitas pergaulan didalam lingkungan, ia akan mudah beradaptasi ia akan banyak memilki teman, ketika seorang muslim mengetahui atau berwawasan luas maka ia akan mudah berbincang kepada siapa pun dan dari kalangan manapun, orang yang berilmu akan menjauhkan diriya dari kehinaan .

          Sebagai  seorang muslim harusnya paham begitu pentingnya menuntut ilmu terutama ilmu agama. seseorang yang haus ilmu menjadikan ilmu sebagai kebutuhan, setiap hari ia akan mencari infomasi entah dari media cetak, elektronik ataupun melalui forum diskusi. Ia tidak akan malu untuk bertanya jika memang ia tidak mengetahui, mencari ilmu merupakan sesuatu yang candu.



         

          Sebagai umat islam tentu mengetahui kitab yang memberikan kita ilmu adalah al quran. alloh memberikan pelajaran atau analogi melalui perumpamaan perumpaan contonya pada surat

 al ankabut (41)


 “Misal bandingan orang-orang yang menjadikan benda-benda yang lain dari Allah sebagai pelindung-pelindung (yang diharapkan pertolongannya) adalah seperti labah-labah yang membuat sarang (untuk menjadi tempat perlindungannya) padahal sesungguhnya sarang-sarang yang sehabis-habis reput ialah sarang labah-labah, kalaulah mereka orang-orang yang berpengetahuan”.


al araf (52)


“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.

 Jika kita ingin mengambil sebuah pembelajaran atau mengerti ayat alloh maka kita harus berusaha mengkaji ayat tersebut dan mencari ilmunya


Al ankabut (43)


“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”.


Al ankabut (49)


“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim”.

Ilmu ibarat cahaya yang dimiliki oleh seseorang, orang yang berilmu pasti menjauhkan dirinya dari kemasiatan dan mendekati kemuliaan, alloh sendiri pun memuliakan orang-orang yang berilmu , semakin mengetahui atau memperdalam ilmu , manusia akan semakin megenal alloh, semakin takut, semakin cinta dan semakin rindu akan alloh, maka itulah ilmu yang paling baik adalah ilmu yang dapat lebih mengenalkan hambanya kepada Robb nya.
          

Al mujadila (11) 


“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. 
Derajat orang berilmu akan dinaikan, bahkan derajat orang yang ahli ilmu lebih tinggi dari pada orang yang ahli ibadah, karena beribadah yang tanpa didasari ilmu akan menjadi amalan yang sia sia. 

          Sesuatu yang haq dan batil pastilah berbeda begitu juga orang berilmu dan tidak berilmu pastilah tidak sama, alloh menerangkan perbedaan tersebut pada surat

 Az zumar (9)


 “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.

          Selain menuntut ilmu, hendaknya kita juga mengamalkan dan mengajarkan kepada orang orang yang memang  belum paham. Mengamalkan dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat adalah wajib bagi setiap muslim, ilmu juga dapat dipergunakan untuk beramal.




          Tentunya dalam menuntut ilmu terdapat beberapa hal penyebab penghalang menuntut ilmu diantara nya adalah kemalasan, kemaksiatan, ketidak ikhlasan dan kesombongan. Semoga kita tidak memiliki salah satu sifat diatas.

          Sebagai seorang muslim kita wajib mencari ilmu yang akan mejadikan kita lebih baik khususnya ilmu agama, ilmu yang harus kita kuasai, ilmu akan menjaukan pemiliknya dari kebodohan dan mengangkat dari kehinaan.




          Menuntut ilmu tidak terbatas di bangku sekolah atau bangku kuliah saja, atau dengan metode tertentu. Ilmu dapat kita peroleh melalui kajian, forum diskusi atau berbagi pengalaman dengan sesama, membaca buku atau membuat suatu keterampilan.


           

         Ali bin ab thalib mengatakan bahwa” two kinds of greedy pople that never get satisfied the seeker of this world and the seeker of knowledge” pada kenyataanya memang orang yang mecari dunia atau harta dan ilmu tidak akan pernah merasa puas, tidak pernah merasa cukup, padahal harta dan ilmu adalah sesuatu yang sangat berbeda yaitu dikutip dari perkataan ali bin abi thalib 



“pengetahuan dan ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta kekayaan adalah warisan fir’aun, qarun, syadan”
“ilmu dapat menjaga pemiliknya, harta pemiliknya yang harus menjaga nya”
“orang yang berilmu banyak sahabatnya, orang banya harta lebih banyak musuh nya”
“ilmu jika disebarluaskan akan bertambah, harta jika disebar luaskan akan habis”
“ilmu tidak dapat dicuri orang lain, harta dapat dicuri”
“ilmu tidak dapat habis selama lamanya,harta bisa habis, musnah termakan usia”
“Ilmu tidak dapat dihitung jumlahnya, harta benda ada batasnya, dapat dihitung”
“ilmu menjernihkan pikiran, memberikan sinar kebaikan, menenangkan jiwa,harta benda umumnya membebani, hati mengacaukan pikiran, mengelapkan jiwa”
“orang berilmu suka kebajikan, mendapat sebutan yang mulia, orang berharta cenderung tamak, bakhil dan bisa menjadi melarat”

          Maka termasuk golongan pencari manakah kita ? harta atau ilmu, Carilah ilmu hanya karena alloh dan jangan mencari jika bukan karena alloh.

No comments:

Post a Comment