Bismillahirahmanirohim
Beberapa bulan yang lalu, umma suka nabung uang koin sisa jajan anak anak. Awalnya uang koin di simpen di dompet kecil, lama lama dompet penuh. Karena belum sempat beli celengan, jadilah bekas kotak madu yang sebelumnya di beri lobang dan di cuci jadi tempat penyimpanan.
Setelah kurang lebih 3 bulan menabung, akhirnya baru sempat beli celengan. Tapi pas di buka, mau dipindahin, uang koin yang total kurang lebih 50 rb itu, jadi hitam seperti berjamur, berkerak di pecahan 100, 200 dan 500. Hampir ga kebaca baik nominal maupun gambar timbulnya.
Akhirnya, ikhtiar di rendem dengan bayclean semalem lalu di sikat tapi tetap ga ngaruh. Kalau di amplas gambar timbul akan terkikis. Yasudah, jadi pengalaman. Mungkin karena waktu pengeringan box nya belum terlalu kering sudah dipakai, jadi uang berjamur.
Yaa begitulah bahan import yang dipakai untuk produksi uang tersebut. Jika baca baca literatur sejarah Rasanya berbeda ya, dengan kualitas uang koin jaman dahulu bahkan sebelum tekhnologi berkembang.
Tahun 2020 di daerah aceh di temukan uang koin kerajaan islam yang menurut manuscript, digunakan pada abad 1 Hijriyah/7 masehi, koin tersebut di temukan di kedalaman 2,5 meter di pesisir pantai barat Sumatra. Melalui koin ini sejarah tercerahkan bahwa islam hadir di indonesia sudah dari abad 1 Hijriyah. Adakah masih ingat di pelajaran sekolah, kita di ajarkan pada tahun berapa islam masuk indonesia ?
Maa sya allah melalui koin yang kita sebut "receh" sekarang sejarah bisa membuka cakrawala kelam sejarah yang tertutup.
Bentuk koin masih bagus meski terkubur dalam kawasan lembab pesisir selama berabad tahun karena bahan baku nya berkualitas tinggi. Berbeda sekali ya, dengan uang koin hasil tabungan umma kemarin.
#ChallengeMenulis
#OneDayOneStory
#KOBBE3
#Day1
No comments:
Post a Comment