Berawal
dari tugas kuliah yang diberikan oleh seorang dosen mengenai Negara Serbia, negara
yang pernah membantai saudara muslim di Bosnia Herzegovina pada tahun 1995 yang
mengakibatkan ribuan nyawa melayang, namun pembantaian tersebut tidak hanya
terjadi Bosnia Herzegovina namun pada
tahun 1998 Serbia juga melakukan pembantaian etnis muslim Albania di Negara Kosovo. Rasa penasaran pun
timbul mengenai perang tersebut, karena
hanya sebagian oprang yang mengetahui, hingga akhirnya Allah menemukan seorang
etnis Albania yang bersedia menceritakan mengenai penindasan tersebut. Berikut
merupakan kisah yang langsung bersumber dari salah satu korban perang Kosovo
yang original teks nya berbahasa Inggris.
“Ini bukanlah salah satu dari cerita
Anna Frank’s Diary, dimana seorang gadis kecil yang bersembunyi dengan
keluarganya dan menulis lembaran dalam buku catatanya, mengambarkan apa yang
sedang terjadi dan bagamana ia meghabiskan saat-saat terakhirnya.
Selama perang pada waktu itu aku
meninggalkan semuanya, dan untuk yang terakhir kalinya aku menoleh kebelakang
untuk melihat rumah lamaku yang hangat sebagai tempat tinggal untuk mengamankan
jiwa kami dari penindasan tentara Serbia.
Usia
ku baru menginjak tujuh tahun saat itu, dan ingatanku masih begitu segar
seperti hal itu belum berlalu sama sekali, seperti baru terjadi kemarin. Kosovo
merupakan Negara yang terkunci di tengah Balkan Peninsula. Ibu kota dan kota
terbesarnya berada di Prishtina. Di batasi oleh Republik Makedonia dan Albania
di selatan, Montenegro di bagian Barat, dan wilayah yang di klaim oleh Serbia
dari utara sampai timur. Negara Kosovo diduduki oleh etnis Alabia 97% dan
minoritas lainya seperti etnis Serbia, etnis Bosnia, etnis Turki dan komunitas
Roma.
Namaku Rina, Alhamdulillah aku adalah
salah satu anak yang beruntung yang dapat bertahan hidup dari perang Kosovo
pada tahun 1998-1999. Tidak banyak orang yang mendengar mengenai perang ini di
Eropa Tenggara di jantung Balkan. Di Negara kecil ini mayoritas adalah muslim
Albania, dan orang hanya berfikir bahwa yang terjadi dan yang berlalu hanyalah sebuah
konflik. Jika yang disebut hanya “konflik” orang-orang tidak akan dibunuh, dihajar,
disiksa dan di mutilasi menjadi bagian bagian dan cara yang paling menyedihkan
yang hanya manusia lakuakan pada manusia. Tidak ada yang peduli, dan waktu itu
Negara-negara Eropa menutup “mata dan telinga” mereka dan entah bagaimana
memberikan Serbia ”lampu hijau” untuk memulai pembersihan etnis di Kosovo.
27 Maret 1999 sehari sebelum hari raya
Idul Adha atau kita sebut di Albania “Bajram” (Bayram), hari ketika kami
meninggalkan rumah-rumah kami karena polisi militer Serbia datang untuk membawa
keluar kami dengan mengunakan kekerasan dan terror. Selalu sebelum hari raya
kami mempunyai tradisi membeli baju baru dan membuat makanan. Aku masih ingat
di hari sebelum kami meninggalkan rumah,ketika aku berkata kepada ibuku “bu,
biarkan aku pergi paling tidak mengambil baju yang sudah ayah belikan untuk
hari raya karena kita tidak akan kembali !” dan dia (ibuku) menjawab “jangan
khawatir, kita akan kembali” kami pun kembali ke rumah tidak secepat seperti yang
telah dijanjikan ibuku padaku. Aku tidaklah sama dengan anak seusiaku karena
aku tau apa yang terjadi dan aku percaya hidup kami ada di tangan Allah dalam
hari hari yang mengerikan yang telah kami lalui.
Setelah berbulan-bulan hidup sebagai
pengungsi, akhiranya allah yang maha kuasa, memberkahi kami untuk mengharapkan
kebebasan dan kami kembali ke Kosovo! Ayahku sebelum pergi mengatakan “perang
akan usai dan kita akan menjalani hidup yang lebih baik yang akan kamu lihat”
ketika kami kembali, termasuk rumah lama kami yang biasa kami tinggali, kami
dapati reruntuhan, kerusakan dan benda-benda bekas kebakaran yang tersisa dari
tempat tinggal kami. Sebagai seorang gadis yang baru berumur tujuh tahun aku hampir tidak bisa menelan duka cita dan
kekecewaan. kami tidak mempunyai rumah untuk ditempati, perang menghabisi tempat yang paling kami cintai.
Keluargaku harus memulai segalanya dari
“nol” dan membangun kembali apa yang pernah kita punya. Polisi militer Serbia
saat perang Kosovo 1998-1999 banyak melakukan hal yang tidak pernah dilihat dan
hal yang tidak pernah didengar yang dilakukan pada orang Albania yang malang.
Bayi yang baru lahir, anak-anak, perempuan dan orang-orang tua dibunuh dan
menyembelih tanpa ada rasa kemanusiaan. Pernah ada suatu kasus mereka membuka
perut seorang ibu and mengambil bayi yang ada di dalam dan membunuh mereka berdua.
Mereka bahkan membunuh anak anak kecil didepan mata ibunya, menghajar anak anak
perempuan di depan mata ayah dan saudara laki-lakinya. Dan banyak kejahatan
yang tidak dapat dibayangkan.
Apakah aku merasa
benci pada mereka ? apakah aku akan membalas mereka, jika aku mempunyai satu
kesempatan ?
Rasulullah SAW ”Forgive him
who wrongs you; join him who cuts you off; do good to him who does evil to you,
and speak the truth although it be against yourself.”
Aku tidak merasa benci terhdap mereka, sebagai muslim benci
merupakan perasaan negative yang tidak boleh kita miliki, karena islam agama
kita merupakan agama kedamaian dan penuh kasih !
Semoga Allah menghakimi dan membalas semua orang yang
melakukan kejahatan dan teror yang mengerikan.
Dia yang maha
mengetahui !”
kota kita yang hancur, mereka mencoba membakarnya namun tidak terbakar, Allahu Akbar ! |
warga Alabia meninggalkan kediaman mereka dengan paksaan Serbia |
polisi militer Serbia menendang korban warga Albania setelah mereka membunuhnya |
polisi militer Serbia mengambil gambar setelah membunuh warga Albania yang tak berdosa |
Polisis Militer Serbia |
-
MERAKA MEMBAKAR RUMAHKU,MEMBAKAR SEKOLAHKU, MEMBAKAR MASJID
MASJIDKU, MEMBAKAR KOTAKU, MEMBAKAR NEGARAKU
-
MEREKA MEMBUNUH, MENGEBOM, MENGHAJAR ORANG-ORANG ALBANIA YANG TIDAK
BERSALAH.
-
KEJAHATAN MEREKA TIDAK DAPAT DIHITUNG, DAN TETAP SETELAH 16 TAHUN
TIDAK ADA YANG MEMVONIS, MENGHUKUM, MENGADILI GENOCIDE YANG TELAH MEREKA
LAKUKAN DENGAN ENTIS MUSLIM ALBANIA DI KOSOVO !
-
Ethnic Cleansing sendiri dipahami sebagai sebuah tindak
kejahatan kemanusiaan dimana terjadi tindakan untuk menghilangkan etnis
tertentu. Dengan menggunkan tak tik meneror seperti penculikan, pemerkosaan dan
pembunuhan para pemjahat ini memaksa etnis tersebut untuk meninggalkan tempat
tinggal mereka atau pembunuhan massal,sehingga daerah tersebut bersih dari etnis
yang mengalami Ethnic Cleansing.
Menurut
laporan penuntut umum ICTY, Carla Del Ponte pada PBB, sekitar 10.000 jiwa kaum
Albania menjadi korban, selain itu lebih dari 1,5 Juta Albania di paksa untuk
meninggalkan tempat tinggal mereka.