Pages

Wednesday, 16 April 2014

democrazy




                                                              Democrazy




Sebelum mengkaji demokrasi dalam pandangan islam hendaknya kita mengetahui apa konsep demokrasi itu. 


Konsep demokrasi lahir di dunia barat, dari masyarakat yunani kuno beberapa pemikir terkenal diantaranya seperti aristoteles, plato Dll. Pada saat itu demokrasi hanya berlaku di yunani kuno. Demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu Demos yang berarti rakyat dan cratos yang berarti kekuasaan. Maka demokrasi adalah kekuasaan yang berada ditangan rakyat rakyat bebas berpendapat, berekspresi, beragama, dll. Tetapi dalam demokrasi kebebasan tetap diatur oleh undang-undang untuk membatasi kebebasan tersebut. Pada era sekarang demokrasi merupaka sistem pemerintahan yang begitu popular, bahkan menurut opini beberapa ahli demokrasi merupakan sistem pemerintahan terbaik untuk saat ini, saat sebuah negara yang tidak menganut sistem demokrasi dan negara tersebut mengalami chaos maka demokrasi merupakan sistem negara yang harus diterapkan di negara tersebut.


Demokrasi mulai marak kembali pada abad ke 17 dengan beberapa tokoh terkenal seperti john lock,thomas hobbes,montesqieue dan JJ.Rosseaue. Kemudian demokrasi mulai berkembang dengan berbagai varian contohnya Indonesia yang menganut sistem demokrasi pancasila yang artinya demokrasi yang bersumber pancasila.





Sistem ini pun merambah ke berbagai penjuru bangsa tak terkecuali negara negara yang mayoritasnya adalah berpenduduk muslim. Banyak sekali gerakan islam yang berkompromi dengan sistem ini namun demokrasi tetaplah demokrasi yang berasal dari nilai nilai kekufuran. meskipun demokrasi mengusung varian “Demokrasi islam” sekalipun, konsep demoktasi tetaplah govermen of the people for the people and to the people yang dengan lancang nya memgutamakan hak-hak manusia di atas hukum Allah. Karena demokrasi bertentangan dengan islam maka tidak pantas mendampingkan sistem ini dengan islam.




Dalam demokrasi suara terbanyak merupakan suara pemenang dan sesuatu yang harus diikuti tidak memandang hasil dari suara itu  bertentangan hukum dan syariat Allah padahal dalam islam hukum tertinggi adalah hukam yang memang sudah ditetapkan oleh Allah


al an’am : 57
 
“....yang berhak menentukan hukum itu hanya allah SWT....”


Al Hasyr: 7

“....Dan apa jua perintah yang dibawa oleh Rasulullah (s.a.w) kepada kamu maka terimalah serta amalkan, dan apa jua yang dilarangNya kamu melakukannya maka patuhilah laranganNya. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amatlah berat azab seksaNya (bagi orang-orang yang melanggar perintahNya)”.
Demokrasi berprinsip segala sesuatu ditetapkan berdasarkan sikap dan pandangan mayoritas, apapun pola dan bentuk sikap mayoritas itu. Tidak peduli keputusan yang benar atau salah.


Al – baqarah : 42

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang benar itu dengan yang salah, dan kamu sembunyikan yang benar itu pula padahal kamu semua mengetahuinya”.


Di dalam islam,  al-haq dan al-bathil. adalah sesuatu yang sudah ditetapkan oleh al quran maupun as sunnah. baik ditentang maupun dibela oleh manusia tidak ada pengaruhnya. Keputusan tertinggi itu hanyalah hak Allah semata, bukan di tangan suara mayoritas manusia.

Al –an am :116


“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).”


Jika dilihat dari sudut pandang demokrasi yang berprinsip suara mayoritas,dimanakah posisi nabi dan para pengikutnya ini ?


Dalam demokrasi, segala sesuatu harus diletakkan di bawah mekanisme ambil suara dan pemilihan. Meskipun yang di pilih adalah sesutau yang bersifat syar’i. Sikap ini tentu bertentangan dengan prinsip tunduk, patuh, menyerahkan diri sepenuh hati serta tidak lancang kepada Allah dan rosul Nya.

Al hujarat 1-2


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari”


Kalau hanya meninggikan suara di atas nabi SAW saja bisa sampai menghapuskan pahala amal perbuatan, padahal amal tidak akan terhapus kecuali dengan kekufuran dan kesyirikan, lalu bagaimana dengan orang yang lebih mengutamakan dan meninggikan hukum buatanya diatas hukum yang ditetapkan oleh rosulullah ?


Demokrasi merupak sebuah konsep kufur yang nyata, jelas, dan tidak ada yang samar, apalagi gelap. Kecuali bagi orang yang rusak alat indra dan hati nya.


Dalam islam jika terdapat perselesihan bukanlah mengambil suara terbanyak yang dijadikan panutan tetapi al quran dan sunnah nya

An nisa 59


”Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”


Asy- Syura 10


“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nyalah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali”.



Al maidah : 5


“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”



Al imran : 103


"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk."


Realita bahwa demokrasi merupakan konsep adu domba yang di terapkan oleh barat adalah terjadi nya arab spring yang sedang melanda hampir negara-negara di timur tenggah transisi demokrasi menyebabkan krisis terjadi di negara-negara tersebut.






    negara-negara setelah dan sebelum demokrasi





An nisa : 63


“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”.


An nisa : 65


“Maka demi Tuhanmu (wahai Muhammad)! Mereka tidak disifatkan beriman sehingga mereka menjadikan engkau hakim dalam mana-mana perselisihan yang timbul diantara mereka, kemudian mereka pula tidak merasa dihati mereka sesuatu keberatan dari apa yang telah engkau hukumkan, dan mereka menerima keputusan itu dengan sepenuhnya”.

Dalam hal pemerintahan umat banyak umat muslim yang berkolaborasi dengan konsep ini contonya dalam pembentukan partai yang bertemakan islam. Jika dilihat dari contoh-contoh partai yang ada, belum ada partai yang dapat menguasai suatu negara secara penuh walaupun pada kenyataan nya partai tersebut memenangkan pemilu, kita ambil contoh seperti FIS di Aljazair, Turki dengan refah nya, hamas di Palestina dan yang terbaru adalah ikhwanul muslimin di Mesir. Partai partai tersebut menang suara secara demokrasi tetapi bagaimana bisa mereka tergulingkan ?
Hamas and refah party



Barat mengerti benar dengan memasang demokrasi ini, energi umat umat islam akan terkuras. Mestinya umat islam apalagi penggiat dakwanya, sudah kenyang menyaksikan pengalaman-pengalaman sejarah yang memberikan fakta empiris, perjuangan melalui sistem demokrasi atau sistem kufur lainya tidak akan membuahkan hasil yang diinginkan. yang ada adalah ketertipuan belaka. Jika umat islam terus meladeni ritme gerak yang diciptakan musuh, lambat laun mereka akan melupakan atau mengabaikan sama sekali metode resmi islam. Tidak kah hujan deras itu berawal dari rintik-rinti gerimis ?


 


Dan tidak ingat kah kita pada sebuah perkataan seorang mukmin yang cerdas dan pandai tidak akan terjatuh pada lubang yang sama dua kali.
Apapun mereka yang berjuang lewat demokrasi telah jatuh berpuluh puluh kali dan belum juga mengambil pelajaran darinya. Ironis


 Al- Ahzab : 36


“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang Mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang Mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”.



An nisa : 60


“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya”.





Di dalam islam yang berhak membuat hukum hanyalah Allah, apakah kesombongan manusia begitu tinggi sehingga manusia tidak mau diataur oleh hukum Allah ?